Validitas
adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa
yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas
bisa dibedakan menjadi validitas
faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang
disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan
yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara
mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor)
dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan
pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total item.
Pada
pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item.
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap
item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita
menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item
dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor,
kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan
korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu
item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya
suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau
jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa
digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar (1999) semua
item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya
dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum
mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25
tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan.
Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi
dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05
(signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan
dalam penelitian)
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Masing-masing teknik perhitungan korelasi akan dibahas sebagai berikut:
1. Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)
Analisis
ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item
pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang
ingin diungkap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika
r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
- Jika
r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
Contoh Kasus:
Seorang
mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan skala
untuk mengetahui atau mengungkap prestasi belajar seseorang. Andi
membuat 10 butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat
Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah tabulasi
data-data sebagai berikut:
Tabel 1. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Subjek
|
Skor Item
|
Skor
| |||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Total
| |
1
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
33
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
32
|
3
|
2
|
2
|
1
|
3
|
2
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
21
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
34
|
5
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
34
|
6
|
3
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
35
|
7
|
2
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
3
|
2
|
32
|
8
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
3
|
4
|
3
|
21
|
9
|
4
|
2
|
3
|
3
|
4
|
2
|
1
|
1
|
4
|
4
|
28
|
10
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
35
|
11
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
2
|
36
|
12
|
3
|
2
|
1
|
2
|
3
|
1
|
1
|
2
|
3
|
3
|
21
|
Langkah-langkah dengan program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada
kolom Name ketik item1 sampai item10, kemudian terakhir ketikkan
skortot (skor total didapat dari penjumlahan item1 sampai item10)
Ø Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data editor
Ø Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skortot ketikkan total skornya.
Ø Klik Analyze - Correlate - Bivariate
Ø Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variables
Ø Klik OK. Hasil output yang diperoleh dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Bivariate Pearson
Dari
hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor
total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel
dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) =
12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada lampiran tabel r).
Berdasarkan
hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 1, 9 dan 10 nilai
kurang dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 9 dan 10
nilainya kurang dari 0,576 maka dapat disimpulkan bahwa item-item
tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan
tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada
item-item lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa
butir instrumen tersebut valid.
2. Corrected Item-Total Correlation
Analisis
ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang
overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item
total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang
sebenarnya). Atau dengan cara lain, analisis ini menghitung korelasi
tiap item dengan skor total (teknik bivariate pearson), tetapi
skor total disini tidak termasuk skor item yang akan dihitung. Sebagai
contoh pada kasus di atas kita akan menghitung item 1 dengan skor total,
berarti skor total didapat dari penjumlahan skor item 2 sampai item 10.
Perhitungan teknik ini cocok digunakan pada skala yang menggunakan item
pertanyaan yang sedikit, karena pada item yang jumlahnya banyak
penggunaan korelasi bivariate (tanpa koreksi) efek overestimasi yang
dihasilkan tidak terlalu besar.
Menurut
Azwar (2007) agar kita memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai
korelasi antara item dengan tes diperlukan suatu rumusan koreksi
terhadap efek spurious overlap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika
r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid).
- Jika
r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
Sebagai contoh kasus kita menggunakan contoh kasus dan data-data pada analisis produk momen di atas.
Langkah-langkah pada program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data editor
Ø Pada kolom Name ketik item1 sampai item 10
Ø Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data editor
Ø Ketikkan data sesuai dengan variabelnya,
Ø Klik Analyze - Scale – Reliability Analysis
Ø Klik semua variabel dan masukkan ke kotak items
Ø Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted
Ø Klik continue, kemudian klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Validitas Item dengan
Teknik Corrected Item-Total Correlation
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM1 27.2500 29.8409 .4113 .8345
ITEM2 27.2500 28.0227 .6151 .8157
ITEM3 27.4167 25.7197 .8217 .7933
ITEM4 26.9167 26.6288 .7163 .8046
ITEM5 26.9167 29.5379 .5603 .8223
ITEM6 27.2500 25.8409 .7764 .7975
ITEM7 27.3333 25.1515 .6784 .8078
ITEM8 27.2500 27.1136 .5679 .8204
ITEM9 26.8333 32.8788 .1866 .8482
ITEM10 27.0833 35.3561 -.1391 .8683
Reliability Coefficients
N of Cases = 12.0 N of Items = 10
Alpha = .8384
Dari
output di atas bisa dilihat pada Corrected Item – Total Correlation,
inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan
dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2
sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576
(lihat pada lampiran tabel r).
Dari
hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk item 1, 5, 9 dan 10 nilai
kurang dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 5, 9 dan 10
nilainya kurang dari 0,576 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen
tersebut tidak valid. Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih
dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.
Sebagai catatan:
analisis korelasi pada contoh kasus di atas hanya dilakukan satu kali,
untuk mendapatkan hasil validitas yang lebih memuaskan maka bisa
dilakukan analisis kembali sampai 2 atau 3 kali, sebagai contoh pada
kasus di atas setelah di dapat 6 item yang valid, maka dilakukan
analisis korelasi lagi untuk menguji 6 item tersebut, jika masih ada
item yang tidak signifikan maka digugurkan, kemudian dianalisis lagi
sampai didapat tidak ada yang gugur lagi.
0 comments:
Post a Comment